Rabu, 06 April 2016

Iie Sumirat, Pemain Nyentrik Lebih Mirip Seniman

Iie Sumirat tak hanya dikenal sebagai juara di lapangan. Dia lebih mirip seniman ketimbang seorang atlet.

Iie tak cuma mempunyai senjata andalan dengan pukulan kedut yang seringkali mengejutkan lawan. Iie juga dikenal sebagai pemain flamboyan. Pada zamannya, dia juga mudah diingat dengan gayanya yang menghalakan segala cara untuk memantik emosi lawan.

Pernah suatu kali dia ngibing layaknya orang yang mendengarkan alunan musik dangdut saat menghadapi Svend Pri pada partai final Piala Thomas 1979. Saat itu pertandingan mempertemukan Indonesia melawan Denmark. lewat duel rubber set, Iie menuai kemenangan.

Cuma itu? Tidak dia juga seniman di tengah lapangan. Permainannya menarik. Penampilannya nyentrik.

Saat masih menjadi pemain top, Iie kerap membuat orang geleng-geleng  kepala. Rambutnya gondrong, kukunya warna-warni, bajunya gejreng.

Rupanya, darah seni memang mengalir dalam tubuhnya. Iie gemar dan piawai bermain musik. Tak hanya raket, medali, dan piala serta foto-foto di atas podium kala melatih, atau kegiatan di ata slapangan bulutangkis yang menjadi hiasan di belakang hall bulutangkis milik PB SGS Elektrik di tengah kota Bandung. Di sana juga ada seperangkat alat band.

Iie kerap memainkan organ dan gitar. Drum juga kadang-kadang ditabuhnya bersama Yayan Trihartawan, anak keenamnya.

"Kalau lagi senggang, biasanya saya main musik. Istri saya juga pinter menyanyi, lho," ujarnya berpromosi.

Bukan hanya itu. Iie juga memiliki usaha sampingan menyewakan peralatan musik dangdut. "Lumayan lah untuk tambahan," kelakar Iie.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar