Sebuah mimpi menjadi nyata. Rio Haryanto benar-benar menjadi pebalap Formula 1. Indonesia memiliki pebalap F1. Untuk pertama kalinya.
Dari instagram Pertamina
Ya, untuk pertama kalinya Indonesia bakal mempunyai
local hero di ajang balapan
single seater F1 paling bergengsi sejagat itu. Kalau biasanya kita mengidolakan pebalap asing, kini kita punya Rio di sana. Dia pemuda yang lahir di Solo, Jawa Tengah 23 tahun lalu.
Rio yang setiap wawancara selalu ada yang berbisik-bisik," kok medok ya?" Padahal bukan sekali ini saja mendengar Rio diwawancara. Sudah berulang kali Rio tampil di televisi yang menayangkan video juga audio. Tapi tetap saja membicarakan kemedokan Rio menjadi sebuah hal yang diulang-ulang.
Sosok Rio yang amat dekat itu menjadikan sebagian besar pemuda yang bukan siapa-siapa ikut terdongkrak rasa
pede-nya. Muncullah meme: dua foto cowok--satu Rio satu lagi siapa saja dengan kalimat "Kalau semua pria sama saja, berarti aku sama dong dengan Rio?"
Ya, Rio sudah menjelma sebagai
hero yang mewakili kita. Rio sudah menunjukkan kalau mimpi bisa menjadi sebuah kenyataan.
Semedok-medoknya Rio, kini dia menjadi salah satu bagian dari pelaku global sport. Tercatat, cuma sepuluh global sport yang masuk ke dalamnya ini. Salah satunya, F1 ini. Lainnya, ada Olimpiade, Piala Dunia--yang digulirkan empat tahun sekali--, juga NBA Final.
Faktanya, eskpos media internasional memang gila. Belum apa-apa Rio sudah menjadi perbincangan dunia. Pertama soal tarik ulur Rio bergabung dengan Manor. Bagaimana satu kursi tersisa, puzzle F1 musim ini tinggal menanti satu pebalap. Iya, tidak, iya, tidak. Jadi atau tidak, jadi atau tidak. Soal dana kemudian yang menjadi isunya. Rio tak punya cukup uang untuk bergabung dengan Manor.
Sebuah usaha kemudian dibuat. Rio bersama-sama manajemen dan keluarganya mendatangi Menpora. Mereka meminta agar dibukakan jalan untuk dukungan ke F1. Cuma untuk membukakan jalan. Begitulah menurut saya.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, merespons dengan sebuah keputusan yang memantik pro dan kontra publik. Imam menyebut akan melibatkan APN bahkan sampai potong gaji PNS.
Tentu usulan itu membuat dahi mengernyit, sebagian pihak geleng-geleng kepala. Sebagian lannya menghujat dan mengkritik tajam. Apalagi para PNS-nya. Bagaimana dapur mereka kalau gaji benar-benar dipotong (untuk Rio)?
Tapi, Imam sudah mampu membuat para pengusaha (setidaknya) berlomba untuk ikut urunan membantu (atau malah rebutan foto bareng) Rio. Imam juga sudah berkirim surat dan mengajak bicara menteri dan kepala BUMN agar membantu Rio. Setidaknya dana sebesar Rp 100 miliar.
Terlepas dari itu, Rio mulai mendapatkan panggung luar biasa. Ingat kan soal teori mestakung--alam semesta akan mendukung--kalau ada niat bulat dan teguh maka seluruh jagat akan mendukung. Pokoknya tiba-tiba ada saja jalan terbuka. Dan semua itu terjadi kepada Rio di hari-hari terakhir penentuan pebalap Manor.
Rio menjadi viral di media sosial. Muncul instagram, twitter, dan facebook para pencinta Rio, sahabat Rio, dukung Rio, atau apapun namanya. Juga hesteg yang menyertainya.
Belum apa-apa, Rio yang mempunyai wajah
cute dan kulitnya yang bikin cewek-cewek bilang, "duh, jadi pengen luluran dan facial terus" sudah jadi pusat perhatian.
Ditambah lagi, sorotan media yang tiba-tiba menjadi luar biasa. Rio disebut-sebut banyak media Inggris ketika namanya menggantikan pebalap Inggris, Will Stevens. Bahkan ketika media nasional belum begitu
ngeh dengan situasi itu.
Situasi di dalam negeri juga tak kalah heboh. Di saat bersamaan nama Rio muncul di media-media Inggris, para pewarta nasional malah dapat kejutan yang berakhir manis.
Begini ceritanya. Media nasional Indonesia 'kecele' saat datang ke kantor Pertamina, Kamis (19/2/2016) siang itu. Ternyata 'persekongkolan' antara Kemenpora, Pertamina dan manajemen Rio cukup mengejutkan.
Dikira berupa acara pengumuman Pertamina sebagai sponsor Rio dengan nominal 5 juta euro atau setara dengan Rp 77 miliar, ternyata acara itu merupakan perayaan Rio sebagai pebalap Manor Racing.
Dan siang itu, faktanya Rio benar-benar resmi menjadi pebalap F1!
Dan Rio pun makin heboh karena dia masuk sebagai pebalap F1
pay driver makin digoyang. Ada yang bilang istilah itu setara dengan
nyogok.
Ya, Rio sebagai
pay driver dengan harus membayar uang sponsor senilai 15 juta euro (sekitar 218,9 miliar) kepada Manor tak lantas meredup. Perang
lover dan
hater di media sosial pun justru menggairahkan jalan Rio ke F1.
Padahal kan kalau disimak
pay driver di ajang F1 cukup lumrah. Kalau pernah menonton film Rush, ada adegan Niki Lauda memutuskan untuk meminjam uang bank sebesar 2 shilling Austria (sekitar Rp 1,84 miliar) untuk bergabung dengan tim F1, BRM. Lauda malah berani 'ngutang' ke bank setelah pengajuan pinjaman ke ayahnya ditolak mentah-mentah.
Selain Lauda, Michael Schumacher dan Fernando Alonso juga mengawali kariernya di balapan F1 sebagai
pay driver. Tentunya mereka membawa banyak uang, bukan recehan.
Begitu pula Rio. Nominal sponsor yang wajib dibawa putra pemilik pabrik buku tulis Kiky itu untuk Manor juga mahal. Apalagi kalau sudah dikonversi ke rupiah.
Tapi, nilai itu amat kecil kalau dibandingkan berapa nominal yang dibutuhkan Manor musim lalu untuk menurunkan dua mobil. Sebagai gambaran Manor menghabiskan dana sebesar 83 juta euro di musim lalu dan menjadi tim paling hemat di natara para pesaing. Tim dengan anggaran paling tinggi Red Bull mencapai 468,7 juta euro.
Cobalah dibandingkan dengan investasi Garuda untuk Liverpool per tahun. Ada uang yang terlibat USD 9 juta per tahunnya. Garuda dan Liverpool sempat bekerja sama selama empat tahun.
Atau bandingkan dengan nominal yang dibayarkan Erick Thohir, seorang pengusaha Indonesia kepada
Italiano, Roberto Mancini. Erick Thohir menggaji Mancini 4 juta euro atau sekitar Rp 63 miliar per musim hingga menjadi pelatih termahal Serie A. Belum lagi 23 pemain di tim inti Inter Milan. Sebagai gambaran Mauro Icardi 4 juta poundsterling atau sekitar Rp 58 miliar per musimnya.
Investasi Pertamina untuk Rio juga tak ada apa-apanya kalau dibandingkan kerugian negara akibat kasus Hambalang yang mencapai Rp 2,5 triliun bukan? Kalau Presiden Joko Widodo geleng-geleng kepala, ke mana para
hater yang biasanya nyinyir luar biasa?
Kenapa Rio yang mau membalap di F1 malah mendadak muncul begitu banyak
hater? Bahkan, sampai saat ini tidak secuil pun APBN yang digunakan Rio, lho. Lagipula kalau peruntukannya pas, misalnya 'Wonderful Indonesia' nempel besar-besar di mobil Manor dan kostum Rio pas balapan atau konferensi pers--lihat kan Rio selalu mendapatkan jatah wawancara bersama-sama pebalap top sebelum serie pertama F1 di Australia bergulir--juga tak masalah kan.
Terus di mana untungnya? Jangan berpikir keluar uang sekarang, dapat untung sekarang juga. Teman saya bilang itu sih strategi pedagang warkop. Keluar modal buat kulakan pagi ini, pas tutup warung diniharinya sudah bisa menghitung untung rugi.
Satu hal yang tampak jelas sebagai keuntungan tentunya itu tadi, ekspos media. Kendati Manor tak masuk dalam kandidat juara atau tim papan atas di tiap seri, tapi FIA tentunya memiliki aturan soal persentase sorotan kamera. Seperti pertandingan-pertandingan Real Madrid dan Barcelona di Spanyol yang memang disorot habis-habisan tapi tim lain juga dapat, dengan persentase lebih sedikit dan ganjaran hak siar lebih kecil.
Bahkan, bos Manor Stephen Fitzpatrick sudah menyadari situasi itu sejak awal. Dia begitu welcome terhadap Rio, memberi kemudahan kepada Rio dengan tenggat yang tak kaku.
"Kehadiran Rio bagus untuk tim dan F1," ucap orang Irlandia itu.
Sebuah harapan bisa ditumbuhkan dengan Manor yang membuat perubahan sebelum musim balapan bergulir. Fitzpatrick merombak skuat tim. Mereka juga menggunakan mesin Mercedes. Mesin yang dianggap terbaik di F1 saat ini. Dari kesepakatan, Mercedes menjanjikan semua tim menggunakan mesin dengan spesifikasi yang sama. Artinya, mesin yang dipakai dua pebalap Manor sama dengan yang dipakai tim utama Mercedes, Williams, dan Force India.
Publik Indonesia juga boleh GR saat menyaksikan video konferensi pers Rio kemarin. Rio ada di antara si juara bertahan, Lewis Hamilton, Sebastian Vettel, Daniel Ricciardo, juga Esteban Gutierrez dan rookie lain dari tim Renault, Joylon Palmer.
Dari foto-foto yang diunggah di twitter dan situs resmi F1, media-media olahraga yang meliput langsung, Rio sukses membuat penasaran fans yang datang. Tak sedikit yang minta tanda tangan, juga foto bersama. Bukankah F1 musim ini akan menjadi seri terpanjang dengan 22 seri?
Tapi ya jangan lantas keterlaluan memasang ekspektasi kepada Manor dan Rio. Manor masih sulit untuk bertarung dengan Mercedes, McLaren, atau Red Bull. Bukan cuma soal mesin, Rio dan rekan satu timnya, Pascal Wehrlein, adalah muka baru di balapan F1.
Masih berniat sekedar mencerca Rio dan Manor Racing lewat sosial media? Begini saja, bukankah lebih baik untuk mendukungnya. Toh kita tidak dirugikan apa-apa.
Malah kalau masih ada cukup saldo di rekening belilah tiket penerbangan ke Melbourne. Setahu saya ada yang direct yang bisa jadi lebih mahal ketimbang transit di Denpasar. Mumpung balapan masih jauh-jauh hari. Bukankah membeli tiket jauh-jauh hari lebih murah?
Sepertinya lebih membanggakan menjadi saksi sejarah ketimbang cuma ngomel di media sosial. Kalau doku tidak cukup, tunggu siaran langsungnya di Global TV atau Fox Sport.
Nah, soal siaran langsung di televisi teresterial saja sudah jadi sinyal bagus buat para penguasaha kalau ingin beriklan, bukan? Maka, tak ada ruginya mendukung Rio karena produknya bakal terpampang di mobil dan kostum Manor dan Rio bukan. Ingatkan kalau musim sebelumnya tak ada yang menayangkan F1?