Aris Haris tak sulit menceritakan detail masa kecil satu-satunya anak lelaki dia, Taufik Hidayat. Semua kesulitan dan kebahagiaan disimpan rapi dalam buku catatan bersampul hitam.
Entah dorongan dari mana yang membuat Aris menulis kegiatan sehari-hari Taufik Hidayat. Pertama kali latihan di SGS Bandung. Berkenalan dengan pelatih Iie Sumirat. Juga lika-liku ketika harus mencari kendaraan untuk pulang pergi Pangalengan-Bandung.
Di sana, di buku bersampul hitam itu, Aris juga mencatat semua pengeluaran untuk transportasi, juga raihan prestasi Taufik di ajang antarklub, antardaerah hingga di level nasional.
Aris juga menulis momen-momen Taufik malas berlatih hingga dia memberikan hukuman setimpal. Bagaimana dia masih saja terharu ketika membaca bagian saat harus melepas Taufik menjadi anak kos dengan jatah dua kardus mie instan per bulan.
Dia juga menyelipkan nama-nama teman-temannya yang jalan Taufik menjadi pemain bulu tangkis. “Banyak teman yang berjasa dalam karier Taufik,” kata Aris.
“Saya tak tahu motivasi apa yang bikin saya mencatat semuanya. Saya cuma merasa suatu hari anak saya akan mudah menengok kerja kerasnya,” ucap Aris.
Buku bersampul hitam itu kini disimpan di Taufik Hidayat Arena, Ciracas, Jakarta Timur. Buku itu disimpan bersama-sama segala macam piala, trofi, dan medali yang diraih Taufik dari bulutangkis. (Habis)
Pernah dimuat di detikSport 30 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar