Sabtu, 27 Juni 2015

Ihsan Maulana Mustofa: The Next Big Thing di Bulutangkis Indonesia

Di antara pebulutangkis pengisi skuat Piala Thomas Indonesia ada satu nama baru yang menyeruak. Baru berusia 18 tahun, Ihsan Maulana Mustofa disebut sebagai the next big thing di bulutangkis tanah air.




Perasaan pemuda berambut jabrik dan bermata sipit itu pada Rabu (30/4/2014) petang benar-benar campur aduk. Tak percaya, kaget, dan bahagia jadi satu setelah Ihsan Maulana Mustofa, si pemuda jabrik, bermata sipit itu, mendengar pengumuman dari Chef De Mission tim Thomas Uber Indonesia, Anton Subowo.

Buru-buru Ihsan mengambil ponsel, mencari nomor bapaknya, dan mengabarkan berita gembira. Dia bilang namanya tercantum dalam jajaran pemain 'Merah Putih' ke Piala Thomas 2014. Nama dia ada di antara pebulutangkis papan atas putra negeri ini seperti Tommy Sugiarto, Dionysius Hayom Rumbaka dan Simon Santoso.

"Papa ikut senang. Dia minta saya tak menyia-nyiakan kepercayaan pelatih dan manajer tim," kata Ihsan menirukan balasan sang ayah, Mustofa.

Ihsan mengisi tim Thomas bukan cuma modal dengkul. Trek rekor yang dibuatnya dinilai memuaskan. Pemuda kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat 18 tahun silam tersebut memang kurang berhasil di Kejuaraan Dunia Junior 2013. Dia cuma membawa pulang medali perunggu.

Tapi tahun ini, Ihsan sudah menunjukkan perkembangan signifikan. Dia mulai menjadi kuda hitam di kelompok dewasa tingkat nasional.

Faktanya, Ihsan adalah runner-up Pertamina Terbuka 2013 dan semifinalis Kejuaraan Nasional di tahun yang sama. Pada dua turnamen itu Ihsan naik kelas ke kelompok dewasa.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky menyebut Ihsan sebagai 'the next big thing'. Ketekunan, kerja keras, dan dipadu polesan ciamik dari barisan pelatih yang mumpuni diyakini bisa mengorbitkan prestasi pebulutangkis dari PB Djarum Kudus ini.

Ihsan sendiri tak sesumbar. Sejatinya, dia malah tak muluk-muluk berharap besar bisa mengisi tim inti Thomas tahun ini. Bahkan setelah membuat kejutan dalam Simulasi Piala Thomas di GOR Sritex, Solo, Jawa Tengah 26 April dengan mengalahkan pemain senior Sony Dwi Kuncoro, Ihsan tak yakin bisa berangkat ke New Delhi.

"Tahun ini mungkin belum. Tapi dua tahun lagi, saya sudah harus menjadi salah satu pemain yang ada di tim Thomas. Saya mengincar itu," kata Ihsan di Solo, pekan lalu.

Karena itulah dia mengaku sangat terkejut ketika namanya ternyata masuk dalam skuat Piala Thomas Indonesia.

"Ada faktor rejeki saya bisa masuk tim inti sekarang. Saya sempat cedera engkel dan habis operasi tulang kelingking kaki kanan. Lagipula ada pemain-pemain di atas saya. Ada Mas Sony, Wisnu Yuli, dan Riyanto (Subagja)."

"Saya tidak tahu alasan terpilih, tapi saya akan jawab tantangan ini. Buat saya ini bukan beban, tapi sebuah tantangan," ujar lulusan SMA Kanisius Kudus itu.

Pernah dimuat di detikSport 5 Mei 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar