Hari ini seperti juga kemarin
Berakhir pada secangkir kopi pahit
Dan ingin merebahkan diri
Bukan di kediaman
Cukup di pojok remang kedai minuman
Sejenak melepas beban tugas
Untuk mengganti pokok pikiran di otak kanan
Tak perlu motor berpolusi
Cukup jalan kaki
Sementara perut tak bisa dibohongi
Dia juga meminta jatah dini hari
Terpaksa kucari sedikit nasi
Sejenak kutinggalkan kopi
Kutelusuri gang sempit
Mencari warung dini hari
Seolah menjadi pekerja sensus
Tapi tak kutemui
Aku memilih kembali
Dan kunikmati saja dingin kopi
Sembari menanti pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar