Meski menjadi anak kedua dari pasangan Jantje Rudolf Mainaky dan Venna Heuvelman, Richard Mainaky punya tugas dan peran sebagai pemimpin bagi adik-adiknya. Dia sekaligus teladan bagi adik-adik yang kemudian berprofesi serupa.
Foto: PBSI
Dialah yang mula-mula bermain untuk Maluku. Richard pula yang pertama-tama menjejakkan kaki di Jakarta. Richard juga yang menjadi Mainaky pertama yang mencicipi pelatnas.
Kemudian pensiun dan memilih menjadi pelatih. "Richard itu pembuka jalan buat kami," kata Rexy Mainaky.
Richard pensiun pada 1994. Setelah tak lagi menjadi pemain dia pulang ke klub asal, di PB Tangkas. Lima tahun kemudian Christian Hadinata memintanya untuk menjadi pelatih di pelatnas.
Baca Juga: Richard Mainaky Menyusun Origami dengan Tangan Besi
Hingga saat ini tangan dinginnya sudah menghasilkan gelar juara dunia, All England dan perak Olimpiade. Pencapaian memuaskan terjadi tahun ini. Richard sukses mengantarkan Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir menjadi juara dunia dan All England.
"Perolehan Rexy sebagai pemain jauh lebih bagus daripada yang saya dapatkan. Tapi saya bersyukur bisa mendapatkan prestasi-prestasi impian itu saat jadi pelatih," kata Richard.
Kini Richard berharap putri satu-satunya bsia menjadi pemain hebat pula.
"Saya tak pernah lembek meskipun kepada anak sendiri. Dia sering menangis dengan pola latihan yang saya berikan, tapi dia menyadari kalau mau jadi pemain hebat memang harus sungguh-sungguh," kata Richard. (Bersambung)
Baca Juga: Mainaky Bersaudara: Meraih Prestasi, Membibit Generasi
Baca Juga: Generasi Kedua Maniaky Bersaudara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar