Kamis, 28 Mei 2015

Sarwendah Bangun Akademi Bulutangkis dengan Akuisisi Klub Masa Kecil

Satu-persatu mimpi Sarwendah Kusumawardhani terwujud. Termasuk memiliki klub bulutangkis.


  

  Sarwendah Kusumawardhani punya tekad kuat untuk menjadi pelatih bertangan dingin. Mantan pebulutangkis tunggal putri itu bisa sekaligus bernostalgia dengan klub di masa kecil.

  Keinginan untuk menjadi pelatih memang sudah dipancang Sarwendah sejak masih berstatus pemain. Sarwendah tak terpikir untuk banting setir ke usaha lain.

  "Tidak ada keinginan untuk kerja lain, pokoknya setelah pensiun saya ingin jadi pelatih. Setidaknya saya bisa menelurkan ilmu kepada anak-anak," kata Sarwendah.

  Maka tak lama setelah gantung raket, Sarwendah langsung mengiyakan ajakan PB Tangkas Jakarta untuk jadi pelatih. Seperti nomor andalan dia, Sarwendah dipercaya memoles pemain tunggal putri. Selain itu, perempuan kelahiran 22 Agustus 1967 itu bertekad punya lapangan bulutangkis sendiri suatu hari nanti.

  "Awalnya saya kaget juga, ternyata melatih itu tidak gampang. Di situ saya belajar dan belajar," kenang Endah.

  Sedang asyik-asyiknya menikmati profesi baru di tahun 1995, eh kekasih dia Hermawan Susanto yang juga mantan pebulutangkis nasional melamar. Menikah dan kemudian hamil, membuat Endah 'cuti' sebentar.

  Setelah anak sudah bisa ditinggal-tinggal dan rasa kangen kepada bulutangkis kembali menggelora, pas ada tawaran menarik.

  Klub di masa kecil, Mei, meminta Endah untuk turut menangani para pemain junior di tahun 2002. Tapi popularitas dia sebagai pemain nasional memantik para orang tua untuk menyerahkan anak-anak mereka agar ditangani Endah. Mau tak mau Endah mengamini permintaan itu.

  Selama melatih kembali, keinginan untuk mempunyai GOR sendiri menguat. Beberapa kali dia meminta sang suami untuk mencarikan GOR yang setidaknya mempunyai satu lapangan. Tapi, rupanya cita-cita Sarwendah yang satu ini lebih rumit. Maklum, harga tanah di Jakarta makin membumbung tinggi. Tapi, suau ketika doanya terjawab.

  "Mungkin sudah jalannya ya. Suatu hari klub masa kecil saya itu, Mei, berniat menutup latihan dan melego GOR," ucap dia.

  Sarwendah pun membujuk suami untuk membelinya. Karena persoalan romantisme, Sarwendah merasa sayang jika GOR itu jatuh ke tangan orang lain. Dengan bantuan Liem Swie King--paman Hermanto yang dikenal sebagai King Smes--akhirnya GOR itu jadi milik Sarwendah.

  Memanfaatkan GOR itu, Sarwendah membuka klub di tahun 2010. Namanya diambil dari nama dia sendiri: Sarwendah Badminton Club. "Biar orang mudah mengingat," jelas dia.

  Untuk urusan administrasi dan melatih, Sarwendah dibantu oleh sang suami. Bahkan, suami tak keberatan harus lebih banyak lagi fokus lagi mengurus tim ketika Sarwendah dipanggil ke pelatnas Cipayung untuk menjadi asisten pelatih tunggal putri. Dari menangani setiap hari, Sarwendah tinggal punya waktu di akhir pekan.

  Faktanya, klub itu tumbuh dan berkembang. Kini klub tersebut mempunyai 70-100 murid reguler dan 25-30 siswa yang menghuni akademi. Mereka ditangani sembilan pelatih lain.

  Sebuah mobil operasional klub sudah dimiliki. Asrama juga mulai dibangun. Selain itu Sarwedah BC juga menyediakan reward bagi para pemain yang menunjukkan kualitas oke. "Di asrama ada empat kamar sekarang, pelan-pelan bisa lebih banyak lagi nantinya," jelas dia.

  Untuk menjaga kelangsungan klub itu, Sarwendah mengandalkan iuran murid. Maklum, sponsor tak rutin datang.

  Nah, untuk menyiasati anak didiknya tampil di ajang internasional, Sarwendah menggandeng Susi Susanti dan PB Jaya Raya Jakarta.

  "Kalau sirkuit nasional masih oke kami tangani sendiri, atau ke Malaysia dan Songapura. Tapi yang lebih dari itu, saya dengan senang hati bekerja sama dengan pihak lain. Susi bantu, Jaya Raya juga," ucap dia.

  Semua itu belum membuat Sarwendah puas. Sebab, dia justru makin tertantang untuk mencetak pemain tunggal putri berkualitas.

  "Yang saya harapkan sudah terwujud. Saya masih merasa kurang, merasa kurang karena belum mencetak pemain yang bagus. Tidak cuma satu, terus saja biar regenerasi berjalan," jelas ibu satu anak itu.



Sarwendah Kusumawardhani
47 tahun
Suami: Hermawan Susanto
Anak: Andrew Susanto
Prestasi:
Emas SEA Games 1993
Juara Belanda Terbuka 1987, 1991, dan 1992
Juara Malaysia Terbuka 1991
Emas Badminton World Cup 1990
Aktivitas:
- Asisten pelatih tunggal putri pelatnas
- Pemilik Sarwendah BC dan pelatih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar