Elsa Manora Nasution setia dengan olahraga yang sudah membesarkan namanya, renang. Ilmu ditularkan lewat sekolah Pari Sakti.
Elsa Manora Nasution mempunyai jurus jitu mengembangkan Sekolah Renang Pari Sakti. Salah satu putri dinasti Nasution itu mengombinasikan pengalaman sebagai ibu dan atlet nasional selama belasan tahun untuk memoles atlet muda.
Elsa berteriak lantang dari pinggir kolam Damai Indah Golf, Bintaro Serpong Damai, Serpong, Tangerang Senin (20/4/2015) petang. Dengan kalimat yang jelas perempuan kelahiran Jakarta, 25 Oktober 1977 itu menginstruksikan empat bocah yang ada di hadapannya.
Setelah anak-anak itu mentas, Elsa menyambut dengan senyum dan mengajak ngobrol santai. Barulah, anak-anak itu berpamitan.
"Ini sepi, coba ke sini Jumat atau Sabtu, bisa ramai sekali," kata Elsa.
Jumlah murid Pari Sakti SCBD memang bukan cuma empat bocah cilik itu, tapi mencapai 135 dari anak-anak sampai dewasa. Tentu saja di hari-hari itu, Elsa dibantu oleh para pelatih lain. Elsa adalah owner sekaligus kepala sekolah Pari Sakti cabang SCBD.
Elsa memang tak langsung terjun ke kolam para siswa terjun di kolam. Dia kebagian mengawasi dari pinggir kolam, seperti sore kemarin.
"Kalau saya nyemplung malah nanti jealous satu dengan yang lain. Saya tak ingin itu terjadi," ucap dia.
Tapi, bukan berarti Elsa tidak akrab dengan para murid. Justru suara lantang itu yang jadi salah satu jurus jitunya.
"Tugas saya mengawasi. Kalau ada anak-anak yang main siram-siraman atau mereka salah duduk di sudut manapun, paling jauh sekalipun, saya akan teriak. Saya hapal nama semua murid he..he..he. Tapi setelah itu, ya sudah, kalau sudah naik ke atas, saya sapa lagi. Jadi mereka senang-senang saja dan kalau ketemu juga selalu menyapa,'Kak Elsa," beber dia.
Atmosfer kekeluargaan itu dibangun Elsa bukan tanpa dasar. Selama belasan tahun, dia pernah menjadi atlet renang nasional sampai, sampai kolam renang bak rumah kedua.
Dalam perjalanannya dia mendapatkan ilmu parenting setelah melahirkan putri pertama Naila Cahaya Puteri dari pernikahan dengan Ricky Soebagdja dan anak kedua, Naddif Elmar Asyraf Siregar, yang baru berusia 2 tahun, dari pernikahan dengan Ardiansyah Arifin Siregar. Bekal itu makin klop dengan lisensi pelatih yang didapatkan dari PRSI.
"Bagaimana saya pdkt (pendekatan) ke anak-anak, bagaimana menghadapi anak yang takut-takut atau malah terlalu berani. Saya juga intens face to face. Juga mengembangkan cara membujuk anak yang mempunyai karakter berbeda-beda. Pengalaman jadi seorang ibu saya terapkan di sini," ucap dia.
Suasana rileks itu juga terbangun karena Pari Sakti di SCBD itu mempunyai konsep berbeda dengan Pari Sakti Senayan yang dilahirkan ayah Elsa, Radja Nasution, dan kini ditangani adiknya, Akbar Nasution.
"Tidak semua orang tua menginginkan anak-anak mereka menjadi atlet. Tapi mereka tetap ingin anak-anak bisa berenang untuk kesehatan, kebugaran atau hobi. Lagipula dari awal saya mematok untuk mengajarkan mereka bisa melakukan empat gaya renang dengan baik dan benar bukan menjadi atlet," ujar dia.
"Saya memberikan 50 persen ilmu renang dari yang diberikan Pari Sakti Senayan. Yang di sana memang untuk mengejar prestasi.
"Namanya memang sama, tapi tujuannya berbeda. Awalnya saya memang ingin punya nama sendiri tapi ini kan bisnis jasa yang modalnya tenaga dan ilmu. Kalau mencari nama baru, I'm a busy mom. Idenya sekolah renang, seperti preparation. Kalau mau lanjut ke level prestasi saya sarankan untuk bergabung di Senayan atau mencari klub yang dekat-dekat daerah sini," jelas perempuan yang memutuskan pensiun dari atlet pada 2005 itu.
Tapi bukan berarti bekal untuk para pelatih di Pari Sakti SCBD berbeda. Elsa tak bisa ditawar soal standar pelatih. Para pelatih baru harus mempunyai lisensi pelatih plus wajib menjalani pelatihan ala Pari Sakti selama sepekan penuh sebelum menangani para perenang. Setiap tiga bulan sekali, ada penyegaran.
"Saya tahu para pelatih ini ready to work tapi belum tentu ready to kids. Makanya saya harus menyiapkan mereka. Saya tidak ingin ada masalah karena keteledoran, seperti pelecehan seksual yang sangat sensitif," ucap pemilik delapan emas PON 2004 Jambi itu.
Meskipun membangun sekolah bukan untuk menjadi atlet nasional Elsa tak memungkiri masih menyimpan hasrat agar muncul perenang-perenang handal, terutama di sektor putri.
"Saya pesan kepada perenang putri agar berjuang sekeras mungkin. Kita, Indonesia sama kuat dengan yang lainnya," tutur Elsa.
Elsa Manora Nasution (37 tahun)
Suami: Ardiansyah Arifin Siregar
Anak: 1. Nailah Cahaya Puteri (13 thn). 2. Naddif Elmar Asyraf Siregar (2 thn)
Prestasi:
3 perunggu SEA Games 1991 Manila
3 perak, 1 perunggu SEA Games 1993 Singapura
3 perak SEA Games 1995 Chiang Mai
1 perak, 1 perunggu, 1 SEA Games 1997 Jakarta
1 emas, 1 perak, 1 perunggu SEA Games 1999 Bandar Seri Begawan
1 perak, 1 perunggu SEA Games 2003 Hanoi
Aktivitas:
- Pemilik dan kepala sekolah Pari Sakti SCBD
Dapatkan berita seputar ayam hanya di rajasabungs128
BalasHapus