Jumat, 29 Mei 2015

Nazar yang Membuat Julisa Rastafari Setia Memoles Pebasket Muda

Julisa M. Rastafari gemas dengan prestasi tim basket putri Indonesia. Demi menunggu medali perak miliknya bisa dilampaui, Lisa terus mencetak pemain-pemain cilik. 



  Julisa M. Rastafari selalu dibuat dagdigdug setiap kali SEA Games bakal bergulir. Semangat dan rasa penasaran menjelang ajang dua tahunan itu menjadi salah satu alasan mantan kapten timnas putri basket tersebut tetap setia menangani anak-anak di Indonesia Muda.

  23 tahun sudah berlalu. Tapi, tim nasional basket putri belum juga mampu mengulang atau bahkan memperbaiki raihan Julisa pada SEA Games 1991. Kala itu, tim yang dipoles Rastafari M. Horongbala tersebut membawa pulang perak.

  Lisa--demikian dia kerap disapa--gemas tak terkira medali itu belum juga bisa diulang atau malah diperbaiki. Lisa menyadari situasi saat ini memang membuat para atlet harus bekerja lebih keras untuk latiha. "Situasi para pemain saat ini memang lebih sulit dan godaan yang lebih banyak. Gadget, perangkat games, juga kemacetan di Jakarta yang makin menggila, serta makin susahnya mencari lapangan untuk latihan," kata Lisa.

  "Tapi, bukan berarti kesulitan itu tidak bisa dikalahkan. Mungkin butuh formula yang lebih manjur untuk bisa minimal mengulang medali itu," harap ibunda pemain basket nasional Andakara Prastawa Dhyaksa tersebut.

  Karena rasa penasaran itu pula Lisa belum bersedia meninggalkan lapangan basket. Pagi dan sore dia masih memoles para pemain muda di Indonesia Muda Bola Basket Jakarta. Ya, Lisa menyimpan nazar untuk berhenti dari lapangan basket jika tim nasional putri bisa meraih hasil lebih oke dari masanya.

  Bahkan, biasanya perempuan 52 tahun itu jadi langganan pengurus PP Perbasi. Cuma dua kepengurusan ini saja namanya tak masuk jajaran itu.

  "Saya putuskan untuk tak jadi pengurus. Siapa tahu kalau saya di luar, Perbasi bisa lebih oke, he..he..he," kelakar Lisa.

  Di klub, Lisa menangani tim kedua U-16. Bukan U-16 yang utama. Lisa mengatakan ada kepuasaan berbeda yang dirasakan ketika bisa memoles pemain yang sudah dianggap tak berkembang oleh pelatih lain.

  Lagipula, Lisa tertantang untuk terus menitiskan ilmu basket yang dimiliki dia kepada anak didik di klub yang bermarkas di Senayan, Jakarta Pusat itu. Padahal, Lisa sudah jadi penasehat klub tersebut.

  Ya, Indonesia Muda Bola Basket memang bukan sepenuhnya milik Lisa dan suami, Rastafari. Tapi, mereka berdualah yang nyempal dari Indonesia Muda yang punya menaungi banyak cabang olahraga di masa dulu, menjadi punya kepengurusan di cabang basket pada tahun 1993.

 "Kami berdua memang gila basket. Buat saya basket sudah jadi bagian dari hidup. Saya mendapatkan segalanya dalam hidup ini terkait dengan basket: kuliah, pekerjaan, bahkan suami," jelas lulusan Geologi Universitas Trisakti itu.

  "Kalau Indonesia Muda sudah jadi rumah. Nah, karena sudah saya anggap sebagai rumah, saya kembangkan dengan setulus hati. Saya cari cara bagaimana IM ini bisa jadi besar dan menelorkan pemain-pemain oke," beber perempuan yang pernah delapan tahun menjadi karyawan di Arco Oil Company itu.

  Makanya, Lisa tak keberatan ketika harus mengerjakan semua tugas organisasi dan melatih di lapangan di tahun-tahun awal IM Bola Basket Jakarta. Dialah yang mengurus keuangan anggota klub, jadwal, sampai urusan berangkat ke kompetisi.

  Kala itu, dia mencari cara agar IM bisa terus berkembang. Dana menjadi persoalan utama.

  "Akhirnya kami putuskan untuk membuat sistem iuran. Benar-benar amatir pokoknya. Saya bersyukur dalam perjalanannya, bisa makin modern. Dengan bantuan teman-teman IM lama-lama bisa menggaji pelatih dan pengurusnya," jelas ibu dua anak itu.

  Saat ini, IM mempunyai 13 pelatih dan dua pelatih magang. Jumlah siswa dari berbagai kelompok umur sudah mencapai 400 orang. Dengan masing-masing kelas dibatasi maksimal 20 anak.

  Semoga saja, dari masing-masing kelas itu bisa muncul pemain-pemain top yang bisa membawa pulang minimal medali perak SEA Games. "Medali dari timnas putra, juga dari timnas putri. Dua-duanya bisa menyandingkan berbarengan lebih bagus lagi. Ayo, tolonglah Perbasi, buat tidur saya enak dengan cetak medali perak atau yang lebih baik," ucap Lisa.


 
Julisa M. Rastafari

52 tahun
Suami: Rastafari Horongbala
Anak:
1. Andakara Prastawa Dhyaksa
2. Baladika Badra Anggakara
Prestasi:
- Perunggu SEA Games 1983
- Perunggu SEA Games 1987
- Perunggu SEA Games 1989
- Perak SEA Games 1991
Aktivitas:
- Penasehat dan pelatih Indonesia Muda
- Pelatih timnas U-18 putri (2014)
- Pelatih Timnas U-16 putri (2013)
- Ketua III (SDM dan sertifikasi) PP Perbasi (2004-2010)
- Bidang Kobatama/Kobanita PP Perbasi (2002-2004)
- Bidang Kobanita PB Perbasi (1998-2002)
- Bidang Pembinaan Wanita PB Perbasi (1994-1998)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar