Darwati mulai berpikir untuk pensiun. Tak ingin takhtanya kosong, dia mulai membentuk sang penerus.
Sudah berusia kepala empat, Darwati mulai ancang-ancang pensiun. Sebuah upaya besar dibuat sang ratu jalan cepat itu dengan membangun klub di rumahnya sendiri agar lebih mudah menitiskan ilmu yang dimiliki.
Perubahan status dari gadis menjadi istri, kemudian berlanjut menjadi seorang ibu, juga dari usia belasan sampai kepala empat tak membuat kendor semangat Darwati menggeluti jalan cepat. Perempuan kelahiran Blora, Jawa Tengah pada 6 Desember 1973 itu tetap berlatih pagi sore.
Saat ujian tiba, Darwati juga tampil all out. Dia masih jadi yang terbaik di tanah air. Lawan-lawan bisa sedikit senang ketika Darwati 'cuti'. Tapi, cuti itu biasanya diambil ketika ada momen besar seperti hamil dan melahirkan. Seperti di tahun 2001-2002. Setelah itu, Darwati tancap gas.
Bahkan, ketika usianya memasuki akhir 30-an. Istri Hisyam Al Uwaini tersebut konsisten mengoleksi medali emas sejak Pekan Olahraga Nasional 2000 di Surabaya. Tiga PON berikutnya juga diselesaikan sebagai juara.
Di SEA Games, Darwati juga masih bisa bersaing. Dia mengoleksi tiga perunggu dan tiga perak dari ajang se-Asia Tenggara dua tahunan yang sudah diikuti sejak 1989 tersebut.
Tapi, torehan apik itu justru membuat galau Darwati belakangan ini. Sebab, dia belum punya penerus, padahal usianya sudah 41 tahun.
"Itu jadi salah satu alasan saya untuk ngopeni (merawat) atlet jalan cepat di rumah. Saya ingin sekali menularkan ilmu buat anak-anak muda ini," kata Darwati.
Kebetulan, kediaman Darwati dan suaminya, Hisyam Al Uwaini, ada di Tumpang, Malang, Jawa Timur, yang ada di ketinggian yang pas untuk latihan jalan cepat. Lokasi latihan pun tak sulit. Jalan kampung cukup untuk mengasah teknik dan fisik.
Darwati menampung anak-anak yang ingin berlatih bersama dia sejak lama. Tapi, dalam perjalanannya sering kali dia terbentur tak bisa mengirimkan atlet. Nah, agar punya jalan memudahkan atlet yang berlatih bersamanya, akhirnya dia dan suaminya bersepakat mendirikan sebuah klub atletik: Mandala Surya Malang setahun lalu.
"Untuk ikut kompetisi harus mewakili klub atau pengprov, jadi agar lebih mudah kami bikin klub ini," jelas perempuan berhijab itu.
Soal metode latihan, Darwati tak kesulitan. Dia mengombinasikan teknik jalan cepat yang memang sudah jadi makanan sehari-harinya dengan pengalaman suami yang mantan pelari jarak menengah.
Suami Darwati jugalah yang berperan sebagai pelatih sesungguhnya. Sementara dirinya, masih jadi pelatih bayangan. Sebab, dia sendiri masih fokus mengasah kemampuan untuk tampil pada Pekan Olahraga Nasional 2016 di Bandung.
"Saya beri latihan lari tiga kali sepekan. Darwati juga saya paksa untuk lari demi memperbaiki kerja paru-paru. Hasilnya, meski usia dia sudah masuk kategori tua, Darwati bisa memecahkan rekor pada jarak 10 kilometer," beber Hisyam.
Selain menangani soal teknik, Darwati juga punya tanggung jawab urusan dapur. Dialah yang merancang menu makan enam atlet yang kini menjadi anak asuhnya, dibantu seorang tukang masak. Mereka juga berbagi peran siapa yang jadi pelatih yang sangar ataupun yang bisa dekat dengan para atlet didikan.
Pasangan suami istri itu juga berkolaborasi soal pendanaan klub. Mereka mempunyai cara yang cukup unik. Yakni, mengandalkan 'prestasi' untuk pemasukan.
Mereka memang sepakat tak meminta iuran dari atlet didikan. Sponsor juga tak rutin datang. Makanya, Darwati dan Hisyam wanti-wanti kepada para atlet jika klub itu bisa berjalan jika mereka mendapatkan jatah pemusatan latihan daerah. Jika Darwati dan atlet lain lolos puslatda, biasanya Hisyam juga bakal direkrut. Jatah bulanan bisa dikelola bersama-sama.
"Makanya kami tidak bisa menampung atlet terlalu banyak. Dana terbatas, selain itu kami tak bisa membayar pelatih lagi," ucap Hisyam.
Darwati mengatakan situasi itu sama sekali bukan gangguan. Dia sudah memahami sejak awal. Bahkan dia menjadikan tantangan untuk terus berprestasi dan tak henti mencari penerusnya.
"Buat para atlet perempuan, jangan mau kalah oleh pria. Usia juga bukan halangan untuk terus berprestasi," pesan dia.
Darwati
41 tahun
Suami: Hisyam Al Uwani
Anak: Sulthan Hisyam
Prestasi:
3 perunggu SEA Games (1989, 1991, 2001)
3 perak SEA Games (2007, 2009, 2011)
4 emas PON (2000, 2004, 2008, 2012)
8 emas Kejuaraan Nasional (2001, 2005, 2005, 2006, 2007, 2009, 2010, 2011)
Aktivitas:
Pemilik dan pelatih Klub Atletik Mandala Surya Malang Timur (2014-sekarang)