Selasa, 08 Maret 2022

Pebulutangkis Putri RI Tak Lagi Cupu, Menjanjikan Jadi Suhu

Minggu, 20 Februari 2022, menjadi hari spesial buat Gregoria Mariska Tunjung dkk. Para pemain putri mencetak sejarah dengan menyegel gelar juara di Badminton Asia Team Championship 2022.

Dalam final BATC 2022 di Setia City Convention Centre di Selangor, Malaysia kemarin, tim putri Merah Putih menahbiskan diri sebagai juara Asia dengan menggebuk Korea Selatan 3-1. Satu angka hilang dari ganda pertama Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi yang dikalahkan Baek Ha Na/Seong Seung Yeon 15-21, 21-14, 14-21.

Kekalahan itu membuat Indonesia imbang 1-1 dengan Korsel setelah Gregoria Mariska Tunjung, yang juga menjadi kapten tim, mengawali dengan kemenangan meyakinkan. Pebulutangkis berperingkat ke-27 dunia itu mengalahkan Sim Yu Jin dua gim langsung 21-9, 21-10.

Partai ketiga menjadi milik Indonesia. Putri Kusuma Wardani juga menang dua gim langsung atas Lee Se Yeon dengan skor 21-10, 21-18.

Dan, trofi dipastikan menjadi milik srikandi Merah Putih setelah pasangan dadakan Nita Violina Marwah/Lanny Tria Mayasari menang atas Kim Min Ji/Park Min Jeong 23-21, 21-11.

"Puji Tuhan, hari ini (kemarin, red) saya bermain lebih baik dibandingkan dengan saat bertemu Korea di penyisihan grup. Yang lalu itu jauh lebih tegang daripada sekarang. Karena itu, mainnya bisa lebih baik, tanpa beban," kata Gregoria usai penyerahan trofi.

Foto: PP PBSI

Gregoria juga memanfaatkan kebugaran lawan untuk memimpin rekan-rekannya menjadi jawara. Tim putri tidak perlu bertanding melawan Jepang yang mundur sebelum semifinal dihelat.

"Mungkin karena kemarin mereka main semifinal, sementara kami hanya berlatih," kata Gregoria.

Sukses itu menjadi gelar pertama tim putri Indonesia dalam gelaran dua tahun sekali sejak 2016 tersebut. Rekor terbaik sebelumnya adalah menjadi semifinalis pada 2018.

Dengan gelar itu, tim putri sekaligus melaju ke Piala Uber 2022. Indonesia lolos bersama semifinalis tim putri BATC 2022 ke Piala Uber di Bangkok, Thailand, 8-15 Mei yakni Korea Selatan, Malaysia, dan Jepang.

Mantan pemain yang juga pernah menjabat sebagai Kabid Binpres PBSI Susy Susanti turut bergembira dengan raihan Gregoria dkk. Apalagi, Susy berperan langsung turun tangan meracik tunggal putri semasa menjadi kabid Binpres di masa kabinet Wiranto. Hingga dalam prosesnya, tunggal putri dilatih Roinny Mainaky yang dipulangkan dari Jepang.

"Ini baru srikandi Indonesia, dari dulu saya yakin pasti bisa," kata Susy kemudian tertawa.

Kebahagiaan Susy berlipat ganda sebab dia menjadi pelaku sekaligus saksi hidup betapa sulitnya pebulu tangkis putri Indonesia mendapatkan apresiasi dari publik, bahkan dari sebagian pengurus PBSI.

Susy, yang boleh dibilang selalu menjadi pilar di tim putri dalam kejuaraan beregu dan perorangan, ingat betul bagaimana sikap pengurus meremehkan timnya. Juga dia. Ada perlakuan berbeda yang diberikan.

"Bahkan, saya jadi juara dunia juga dibilang beruntung," kata Susy.

Contoh lainnya ketika dia menjadi manajer tim putri di Piala Thomas Uber 2008 di Jakarta. Tim putra lebih dijagokan untuk meraih trofi. 

Tetapi, sejarah berkata lain. Greysia Polii dkk melaju hingga jadi runner-up, sedangkan tim putra yang waktu itu diperkuat nama-nama mentereng mulai dari Taufik Hidayat, Sony Dwi Kuncoro, Hendra Setiawan, dan Markis Kido menyerah di semifinal.

"Yang selalu di-bully itu pemain putri. Tetapi, saya selalu yakin Indonesia bisa. Dan, akhirnya mereka bisa membuktikannya," kata Susy lagi.

Foto: PP PBSI


Susy berharap mumpung atmosfer pelatnas putri sedang bagus-bagusnya, tren oke itu berlanjut. Berkaca kepada suksesnya itu, Susy berpesan agar pebulu tangkis putri mengabaikan cemoohan andai ada yang menilai sukses kali ini dipengaruhi absennya tim-tim besar, termasuk China, Taiwan, dan Thailand serta Jepang yang mundur di babak empat besar.







Rionny, yang melanjutkan tongkat estafet Susy sebagai Kabid Binpres PP PBSI, tampaknya tahu betul misi yang diusung Susy. Baik saat masih berduet dengan Susy ataupun dengan posisinya kini.

Serupa dengan Susy, Rionny secara konsisten mengutamakan untuk menumbuhkan kepercayaan diri kepada para pemain, terutama pebulu tangkis putri. Dia juga menangani tunggal putri secara langsung dengan bertindak sebagai head coach dan didampingi Herli Djaenudin.

Suntikan kepercayaan diri itu semakin mudah setelah Olimpiade 2020 Tokyo. Usai Greysia Polii dan Apriyani Rahayu meraih medali emas Olimpiade Tokyo.

"Selalu saya sampaikan, kalian sudah latihan dengan semangat dan disiplin, masuk lapangan berdoa. Nah, kalau sudah berdoa, latihan sudah maksimal, yang saya tahu, jangan takut, kalau Tuhan kehendaki kita juara, kita bakal juara," kata Rionny.

Kendati tidak mendampingi secara langsung penampilan wakil Indonesia di Malaysia karena positif Covid-19 sehingga harus karantina, Rionny terus menjalin komunikasi menjelang dan sesudah tim bertanding.

Rionny menilai keberhasilan Gregoria dkk di Malaysia menjadi sinyal menjanjikan pasukan putri di masa datang. Keberhasilan di kejuaraan beregu Asia itu diyakininya mendongkrak kepercayaan diri para pemain.

"Momentumnya ada di babak grup. Saya yakin tim ini bakal juara setelah berhasil mengalahkan Korsel 3-2. Sebenarnya saya penasaran dengan pertandingan melawan Jepang, saya ingin mengukur kemampuan pemain. Tetapi, sejarah berkehendak lain," ujar Rionny.

Di laga itu, Indonesia kehilangan angka dari Putri KW dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi. Putri dikalahkan Lee Se-yeon 16-21, 19-21. Adapun Febriana/Amalia seperti di babak final, kalah dari Baek Ha Na/Seong Seung Yeon dengan skor 20-22, 19-21.

"Saya amati penampilan Putri KW masih 50-60 persen di babak penyisihan itu. Saya yakin kalau dia tampil lebih maksimal lagi di final, juara kita," Rionny menambahkan.

Greysia juga menilai sukses para juniornya itu sangat dipengaruhi oleh kepercayaan diri para pemain. Apalagi, pesaing di Kejuaraan Beregu Asia itu diikuti oleh para pemain dengan rentang usia hampir sama.

"Lawan-lawan mereka seumuran jadi bisa ada pandangan kemampuan seperti apa. Kuncinya kepercayaan diri. Ini yang paling penting, khususnya pemain putri kita," ujar Greysia.

Senada dengan Susy dan Rionny, Greysia pun percaya diri Gregoria dkk mampu terbang lebih tinggi lagi. Tidak lama lagi, mereka yang dulu dianggap cupu bakal menjadi suhu.

"Percaya diri dan berani adu ngotot lagi. Jika konsisten bukan tidak mungkin 4-5 tahun ke depan putri Indonesia bisa berbicara lebih dari ini dan tahun-tahun sebelumnya. Pulangkan Piala Uber," kata dia.

****

Tayang di detikSport 21 Februari 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar